Mengenal Kekayaan Hayati Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan terluas di dunia yang berada pada posisi khas, yaitu di titik persilangan Benua Asia dan Australia serta Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Selain itu, Indonesia juga menjadi titik pertemuan jalur pegunungan dunia yaitu jalur pegunungan Sirkum Pasifik dan Sirkum Mediterania.
Letak Indonesia yang unik ini menjadikan Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang melimpah. Tentunya keanekaragaman hayati ini akan memberikan banyak manfaat jika kita mampu mengelolanya secara bijak. Sebagai upaya untuk mengenali keanekaragaman hayati tersebut, siswa siswi kelas VII SMP IT Alam Nurul Islam mengikuti kegiatan kunjungan edukasi.
Rabu, 23 Oktober 2013, siswa-siswi kelas VII SMP IT Alam Nurul Islam Yogyakarta mengadakan Kunjungan Edukasi ke berbagai objek di Yogyakarta. Kali ini objek yang dipelajari terkait keanekaragaman hayati dan observasi perkembangan kondisi lingkungan sekitar Gunung Merapi pasca erupsi.
Objek pertama yang dikunjungi dalam kunjungan edukasi kali ini adalah Balai Besar Penelitian Bioteknologi dan Pemuliaan Tanaman Hutan (BBPBPTH) di bawah Kementerian Kehutanan yang berada di Jl. Palagan Tentara Pelajar Km 15, Purwobinangun, Pakem, Sleman, Yogyakarta.
BBPBPTH merupakan lembaga yang mempunyai tugas melaksanakan penelitian di bidang bioteknologi dan pemuliaan tanaman hutan. Selain itu BBPBPTH juga memberikan pelayanan informasi ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) hasil-hasil penelitian serta layanan penelitian dibidang bioteknologi dan pemuliaan tanaman hutan.
Observasi dan deskripsi berbagai jenis tanaman hutan yang dikembangkan di Balai Penelitian
Selama di BBPBPTH, siswa-siswi SMP IT Alam Nurul Islam dibersamai petugas terkait yang memandu observasi berbagai jenis tanaman hutan yang dibudidayakan, mengenali nama ilmiah, mengamati ciri-ciri, dan mengetahui manfaat dari tanaman tersebut.
Jenis tanaman yang dikembangkan di Balai Penelitian antara lain Mahoni, Kayu Putih, Nyamplung, Eucalyptus, Jabon, Merbau, Jati, Bambu, Cendana, dan Sukun. Berbagai manfaat dapat kita peroleh dari berbagai jenis tanaman tersebut, antara lain untuk obat-obatan, furniture, juga sebagai sumber energi alternatif.
Salah satu penelitian yang saat ini sedang dikembangkan adalah pemanfaatan biji Nyamplung untuk diolah menjadi biofuel. Dimasa mendatang biofuel dari pengolahan biji Nyamplung ini diharapkan dapat menjadi bahan bakar alternative pengganti bahan bakar dari minyak bumi.
Setelah puas belajar di Balai Penelitian, siswa-siswi SMP IT Alam Nurul Islam melanjutkan pembelajaran untuk observasi perkembangan kondisi lingkungan sekitar Gunung Merapi pasca erupsi di Lava Flow Area Desa Kinahrejo. Namun sebelum ke area bekas aliran lava, para siswa terlebih dahulu mengunjungi Musium Vulkanologi untuk mempelajari pengetahuan umum tentang kegunung apian.
Selama di Musium Vulkanologi, siswa belajar secara khusus tentang profil Gunung Merapi, sejarah erupsi dan perkembangannya dari waktu ke waktu. Selain itu para siswa juga mempelajari sebaran berbagai tipe gunung api di Indonesia, berbagai tipe letusan gunung berapi di dunia, dan berbagai peralatan yang pernah digunakan untuk mengamati aktifitas gunung berapi.
Pembelajaran dilanjutkan dengan observasi area bekas aliran lava dan awan panas di Desa Kinahrejo. Desa Kinahrejo merupakan Desa yang terkena langsung awan panas Gunung Merapi saat erupsi tahun 2010. Seluruh rumah dan tanaman hancur terterjang awan panas dan hanya menyisakan puing serta batang pepohonan yang tertutup debu vulkanik.
Desa Kinahrejo dan kawasan lereng Merapi setelah erupsi 2010
Kini, 3 tahun setelah erupsi Merapi 2010, kondisi bekas Desa Kinahrejo dan kawasan lereng Merapi sudah jauh berbeda. Lereng Merapi sudah kembali menghijau dengan berbagai jenis vegetasi yang beragam. Tinggi tanaman bervariasi, banyak diantaranya yang sudah mencapai 5 meter lebih. Selain adanya program rehabilitasi dengan reboisasi area yang terkena terjangan awan panas, membaiknya kondisi vegetasi di lereng Merapi juga didukung oleh adanya curah hujan yang cukup dan kesuburan tanah di kawasan Merapi.
Selain observasi kondisi vegetasi pasca erupsi, siswa SMP IT Alam Nurul Islam juga mengamati berbagai jejak erupsi gunung Merapi. Di beberapa tempat dijumpai singkapan lapisan-lapisan tanah yang diselingi lapisan pasir dan kerikil. Sedangkan di bekas alur sungai jalur aliran lava dan awan panas, siswa mengamati material sisa letusan serta mengambil berbagai sampel batuan beku hasil erupsi gunung Merapi 2010.
Singkapan lapisan tanah yang menunjukkan jejak letusan gunung Merapi
Alur lembah yang menjadi jalur aliran awan panas Gunung Merapi
Selain akibat negatif berupa kerusakan akibat letusan, aktifitas vulkanisme Gunung Merapi ternyata juga memberikan banyak sekali manfaat bagi masyarakat. Limpahan material pasir dan batu, kesuburan tanah, hingga beragam pengetahuan dapat kita peroleh dari aktifitas Gunung Merapi tersebut. Alhamdulillah… 🙂
…(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan Kami, Tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha suci Engkau, Maka peliharalah Kami dari siksa neraka (QS Ali Imran 191).
(ard)