LIVE IN 2024 Sebagai Upaya Merealisasikan Ulung, Mandiri dan Berkarakter Islami…
Ulung, Mandiri dan Berkarakter Islami…
Demikian visi dari SMP IT Alam Nurul Islam Yogyakarta. Sebagai sebuah cita-cita, sebuah inspirasi bersama yang ingin diwujudkan, peserta didik kelas 8 diajak untuk menumbuhkan jiwa ulung.
Sebagai pengamat yang ulung, anak pada umumnya mampu menirukan apa yang mereka tangkap dari lingkungan sekitar mereka. Setiap saat, mata anak selalu mengamati, telinganya menyimak, dan pikirannya mencerna apa pun yang dilakukan orang-orang sekitar ananda. Melalui kegiatan Live In yang hanya 5 hari ini ananda terlatih melakukan pembiasaan-pembiasaan baik yang ada di lingkungan Padukuhan Kedungtangkil. Shalat lima waktu di masjid, melatih diri bangun dini hari untuk shalat tahajjud, mengikuti aktivitas induk semang yang tentunya sudah mulai lekat pada diri ananda.
Kemandirian ditempa melalui kegiatan ini. Ananda diterjunkan ke masyarakat, berinteraksi, memahami budaya dan kebiasaan sehari-hari di Kedungtangkil.
Kemandirian mampu menjawab tantangan dunia yang ditanamkan kepada ananda.
Karakter islami ananda terwujud dalam pembiasaan ibadah ananda sehari-hari seperti shalat lima waktu, shalat tahajjud, dhuha, tilawah dan menambah hafalan Al-Quran. Ananda banyak belajar dari keluarga induk semang yang terbiasa bangun dini hari. Jarak rumah ke masjid yang cukup jauh tidak menghalangi semangat mereka menuju masjid.
Sambutan masyarakat yang begitu ramah dan terbuka atas kedatangan 61 peserta didik dan 6 guru SMP IT Alam Nurul Islam, membuat anak-anak sangat antusias dengan kegiatan ini. Rombongan diterima oleh Kepala Dukuh Kedungtangkil. Setelah diterima, peserta didik menuju lokasi rumah induk semang masing-masing. Peserta didik mendapatkan informasi nama induk semang beserta RT tempat tinggal mereka serta arah menuju rumah induk semang. Belajar etika berkomunikasi dengan masyarakat, belajar sopan santun dan adab bertamu.
Berjalan dengan membawa bekal, kemudian mengetuk pintu, meminta ijin untuk ikut tinggal sementara. Tak sedikit peserta didik yang canggung karena perbedaan bahasa, mereka tidak menguasai dengan baik bahasa jawa. Sementara banyak warga, terutama orang yang sudah tua tidak menguasai bahasa Indonesia. Maka dari sini ananda belajar memahami bahasa yang menyatukan mereka adalah bahasa ketulusan, bahasa kasih sayang.
Tinggal di rumah yang barangkali untuk sebagian peserta didik sangat berbeda dengan rumah orang tua mereka, makan seadanya, shalat berjamaah di masjid, kultum, mengajar TPA dan memberikan les pelajaran sekolah untuk anak-anak. Sering kali ananda diminta menjadi muadzin bahkan menjadi imam shalat, berbaur dengan masyarakat.
Untuk memperkuat pengetahuan dan wawasan lokal, ananda juga belajar tentang pertanian, membuat makanan tradisional yaitu Geblek dan Emping melinjo, juga belajar proses pembuatan arang.
Puncak acara nya adalah ananda menyelenggarakan Festival Anak Shalih dan Bakti Sosial dengan mengadakan lomba Adzan, musabaqah hifzhil quran, mewarnai, membaca puisi dan membagikan sebanyak kurang lebih 160 paket sembako berisi beras, gula, minyak dan teh. Kegiatan pendukungnya adalah bazar pakaian pantas pakai, dimana hasil penjualannya disumbangkan ke 3 masjid yang ada di Kedungtangkil, yaitu masjid Nurul Huda, masjid Al-Mustaqim dan masjid Al-Muttaqin. Ananda juga menyelenggarakan kegiatan Outbond untuk anak-anak di bumi perkemahan Kedungrejo yang berlokasi di padukuhan Kedungtangkil. Acara puncak dihadiri oleh Bupati Kulon Progo yang diwakili oleh Asisten Daerah Bidang Pemerintahan dan Kesra, Drs. H. Ambar Jazil Wash’an.
Semua kegiatan di rancang dan dilaksanakan sepenuhnya oleh peserta didik melalui pendampingan guru. Masyarakat Kedungtangkil pun mensuport kegiatan ini dengan mengerahkan Jaga Warga.
Selama lima hari empat malam, setiap pagi maupun malam, ananda melakukan evaluasi didampingi oleh guru pendamping. Mengevaluasi program maupun aktivitas yang sudah dilakukan, mengecek kondisi emosional dan juga kesehatan peserta didik. Kegiatan diakhiri dengan pamitan oleh seluruh rombongan kepada kepala Dukuh dan seluruh induk semang di balai padukuhan.
Semoga ilmu, wawasan dan pengalaman yang diperoleh ananda bisa bermanfaat.
Semoga Allah memberkahi…
——–
Sebuah catatan kecil dari lereng perbukitan Menoreh
2024.02.1-5
Kedungtangkil, Karangsari, Pengasih, Kulon Progo