Ayah..Ibu… Percayakanlah padaku…
Kalimat itu mungkin tak terucap dari anak-anak kita. Tetapi Live In 2023 kali ini, anak-anak sudah menunjukannya, meski tidak dengan kata-kata. Kita khawatir kepada anak-anak kita, wajar. Sangat sangat wajar. Hati orang tua mana yang tega melihat anaknya sedih, anaknya terluka, anaknya menangis. Tetapi, Live In ini membuktikan, bahwa anak-anak mampu menghadapi gelombang kecil dalam hidupnya. Ini modal yang sangat penting. Sebab, yang akan mereka hadapi adalah ombak yang jauh lebih besar dalam garis hidup anak-anak kita.
Maka kami yakin, anak-anak hari ini sudah lebih siap untuk didorong lebih kuat…
Maka kami yakin, anak-anak hari ini lebih siap untuk didengarkan kisah-kisah mereka.. perjuangan mereka..
Kami juga yakin, anak-anak lebih mampu berempati.
“Ayah..ibu… aku sudah lebih dewasa.. percayalah padaku…” hati kecilnya berkata, membisikan ditelinga kanan kita semua.. pelan.. tapi meresap dijiwa kita.
Hari Ahad 5 Februari pagi, hujan lebat. Kami cek perkiraan cuaca. Masih jam 09.00 pagi akan cerah. Lalu bagaiamana persiapan baksos hari ini? Kami tunggu sejenak, tepat jam 07.00 masih gerimis. Anaki-anak tetap bergegas menyiapkan segala keperluan baksos. Menata sembako, menyiapkan baju-baju pantas pakai, menyiapkan keperluan Outbond, mengkondisikan masjid untuk lomba mewarnai dan menggambar. Berbagi kebahagian dengan warga lokal. Tiba-tiba, jam 07.30 cuaca benar-benar cerah. Kami yakin, doa-doa orang tua selalu dipanjatkan untuk kelancaran kegiatan ini. Kami yakin, Alloh kabulkan karena Alloh ridho jika orang tua ridho. maka perkiraan cuaca hanya kami jadikan sebagai landasan berfikir, bukan landasan keimanan. Karena Alloh yang menggerakan awan.
Melihat semangat anak-anak, mata kami mulai berkaca. Kami bendung. Kami coba mengalihkan untuk beraktifias lain. Kami pergi dari lokasi baksos, untuk mengecek program bersih masjid. Ternyata mata ini malah semakin berkaca. Melihat anak-anak bersungguh-sungguh mengepel masjid, ngosek kamar mandi. Serius menjalankan kesepakatan Bersama. Mata ini benar benar berkaca.
“Ayah Ibu.. aku sekarang sudah lebih berani menghadapi duniaku…” kata-kata mereka yang tidak terucap oleh lisan.
Setiap malam ke Masjid, lewat beberapa pohon, sedikit gelap. Anak-anak mampu, saling menguatkan, saling menjaga. Mengajar, kultum, atau hanya sekedar duduk bareng warga ngobrol. Mencari serpihan hikmah, mencari sedikit wejangan, yang mungkin nanti menjadi senjata menghadapi perjalanan hidup anak-anak.
Mencoba melakukan aktifitas diluar keseharian anak-anak.
Mencoba kerasnya lahan Panggang, sehingga menempa keuletan warga asli Panggang. Sedikit banyak akan membekas dalam diri anak-anak kita.
Tanah yang tidak subur, menunut untuk kreatif dalam berbagai hal. Sebuah nilai yang bisa dipetik oleh anak-anak.
Mungkin kelak anak-anak akan mengahadapi hal itu, tidak sama persis. Tapi bisa dijadikan sebuah pengalaman.
“Ayah..Ibu.. Percayakanlah padaku..” ucap anakmu yang tetap meminta bimbingan dan doamu.
Inilah sebuah simulasi kecil menghadapi hidup.
Anak-anak sudah melakukannya dengan baik.. Sekarang mari kita lakukan bagian kita..
” Berani adalah apa yang kamu lakukan.” – Emma Donoghue
Semoga Alloh Berkahi kita semua…
Kisah kecil dari Live In 2023, Angkatan 13 SMP IT Alam Nurul Islam
Dsn. Waru, Girisekar, Panggang, Gunung Kidul
NR