Mengenal Sumber Energi Alternatif
“Energi alternatif ? maksudnya apa ya? Mengapa kita membutuhkan sumber energi alternatif ?”
Berita tentang kenaikan bahan bakar minyak (BBM) selalu menjadi berita yang menghebohkan. Banyak masyarakat yang dibuat pusing karena kenaikan BBM akan menyebabkan berbagai kenaikan bahan kebutuhan lainnya. BBM saat ini menjadi sumber energi utama, padahal minyak termasuk SDA yang tidak dapat diperbaharui. Untuk mengurangi ketergantungan pada BBM, kita perlu mengetahui berbagai sumber energi alternatif.
Nah untuk mengenal lebih jauh tentang sumber energi alternatif, siswa kelas VIII SMP IT Alam Nurul Islam mengadakan kunjungan edukatif ke SIDA (Model Sistem Inovasi Daerah) Pengembangan Energi Hibrid di Bantul, DIY.
SIDA (Model Sistem Inovasi Daerah) Pengembangan Energi Hibrid merupakan program kerjasama antara Kementerian Riset & Teknologi, Kementerian Kelautan & Perikanan, Lapan, E-Wind Energy, Pemerintah Daerah Kabupaten Bantul dan UGM untuk menyediakan Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid yang berada di Dusun Ngentak, Desa Poncosari, Srandakan, Bantul. Disebut energi hibrid karena menggunakan dua sumber pembangkit listrik yaitu tenaga angin dan tenaga surya. Pembangkit listrik ini dikelola bersama antara Tim Pengembang dan masyarakat sekitar.
Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid tersebut dibangun tahun 2010 di atas lahan seluas ±17 hektar dan beroperasi selama 24 jam. Pembangkit tersebut memiliki 2 Perangkat pembangkit yaitu kincir angin dan sel surya. Kincir angin yang ada berjumlah 33 unit dari berbagai jenis yaitu turbin angin 1 kilowatt sebanyak 28 unit, turbin angin 2,5 kilowatt sebanyak 6 unit, turbin angin 10 kilowatt sebanyak 2 unit, dan turbin angin 50 kilowatt sebanyak 1 unit. Sedangkan sel surya mempunyai kapasitas 17,5 kilowatt. Listrik yang dihasilkan dari kincir angin dan sel surya akan masuk ke dalam ruang integrasi, kemudian disimpan dalam baterai. Dari baterai listrik dirubah dengan inverter dari DC ke AC kemudian digunakan untuk berbagai keperluan.
Listrik yang dihasilkan dari pembangkit tersebut digunakan untuk operasional komplek pembangkit, penerangan jalan, pembuatan es balok yang dimanfaatkan nelayan untuk mengawetkan ikan hasil tangkapan, dan pembuatan es kristal untuk konsumsi pedagang sekitar. Selain itu listrik yang dihasilkan juga dapat digunakan untuk sumber energi pompa air untuk pengairan lahan pertanian sekitar yang dikelola oleh kelompok tani setempat. Model irigasi di lahan pertanian tersebut menggunakan sistem irigasi sumur renteng melalui pipa yang ditanam dalam tanah. Sistem ini diharapkan dapat menaikkan air pada saat musim kemarau atau ketika debit air sungai rendah. Selain untuk pertanian, air yang di pompa dengan pasokan energi listrik dari pembangkit tadi juga dapat digunakan untuk pengembangan perikanan air tawar yang juga dikelola masyarakat sekitar. Pembangkit Listrik Tenaga Hibrid di Pandansimo ini menjadi model pengembangan sumber energi di daerah terpencil yang belum terjangkau aliran listrik dari PLN.
Selain membangun Pembangkit listrik, Kementerian Ristek juga membangun sebuah workshop dan studi club mahasiswa untuk memunculkan SDM yang mampu menjaga keberlangsungan pengembangan energi hibrid di Indonesia. Di workshop tersebut warga diajari cara membuat baling-baling kincir, pembuatan generator (mesin penggerak kincir), Pembuatan tower, dan pembuatan sistem kontrol. Kementerian Ristek dan Lapan juga mengadakan workshop lapangan bagi lembaga/yayasan yang berkunjung ke pembangkit listrik tenaga hibrid.
Hmm…, ternyata ada berbagai sumber alternatif yang bisa kita kembangkan di masa depan. Alhamdulillah… satu lagi wawasan yang didapat oleh siswa-siswi SMP IT Alam Nurul Islam. Kira-kira selain tenaga angin dan matahari ada sumber energi alternatif yang lain tidak ya? Tunggu saja perjalanan laskar ulung SMP IT Alam Nurul Islam selanjutnya.
S E M A N G A T …!! 🙂
<ard>