Yuk Menabung di Bank Sampah…!
Dulu cerita mengolah limbah, sekarang gantian menabung sampah… kok belajarnya yang kotor-kotor gitu sich?!
Hee.. kira-kira ada yang bertanya seperti itu tidak ya?
Ya, jawabannya serupa dengan jawaban sebelumnya, jijik saja tidak bisa menjadi solusi. Limbah atau sampah adalah produk aktifitas manusia, jika tidak dikelola dengan baik maka akibat buruknya akan dirasakan sendiri oleh manusia. Jadi…?! Mari kita belajar mengelolanya secara bijak dan kreatif. Yuk…!!
Sampah biasanya menjadi sesuatu yang dihindari manusia, namun bagi masyarakat yang kreatif, sampah dapat memberikan nilai lebih. Sampah tidak hanya dikelola sehingga lingkungan tetap bersih tetapi juga dapat diolah agar dapat menghasilkan nilai tambah yang bermanfaat bagi masyarakat. Hal inilah yang dipelajari siswa-siswi SMP IT Alam Nurul Islam ketika berkunjung ke Bank Sampah “Griya Sapu Lidi” di Perumahan Gumuk, Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta.
Masyarakat di Gumuk telah mengolah sampah yang dihasilkan masyarakat disekitarnya agar dapat didaur ulang dan dimanfaatkan kembali untuk keperluan yang lain. Sampah yang dihasilkan akan dikelompokkan ke dalam beberapa jenis dan ditampung secara mandiri oleh masing-masing keluarga di dalam tong sampah khusus sesuai dengan jenis pengelompokkannya. Sampah yang telah dipisahkan ini kemudian disetorkan ke Bank Sampah yang telah didirikan oleh masyarakat, untuk selanjutnya ditimbang dan ditulis dalam rekening masing-masing penyetor tersebut.
Selanjutnya sampah yang telah disetorkan tersebut diolah. Sebagian sampah di daur ulang secara mandiri oleh masyarakat untuk dimanfaatkan sebagai pupuk kompos, pot tanaman, hiasan, pin, hingga tas. Sedangkan sebagian sampah yang lain akan dijual ke pengepul untuk di daur ulang kembali dalam skala yang lebih besar. Uang hasil penjualan akan dimasukkan ke dalam rekening nasabah bank sampah sesuai dengan kuantitas sampah yang telah disetorkan ke bank sampah.
Setelah belajar tentang pengelolaan sampah di Bank Sampah “Griya Sapu Lidi”, siswa-siswi SMP IT Alam Nurul Islam mencoba mempraktikkan pengelolaan model bank sampah tersebut. Hasilnya? Lumayan… selain sampah terkelola, beberapa ratus ribu uang hasil penjualan sampah pun dapat dimanfaatkan untuk bekal belajar ke berbagai objek berikutnya. Tertarik….???!
<Ard>