Kuwi opo kuwi
E Kembang melati
Sing tak puja puji
Ojo do korupsi
Merga yen korupsi
Negara sing rugi_Piye to mas kuwi
Lha ngono ngono ngono kuwi
Lagu atau Sekar diatas dinyanyikan oleh anak-anak ketika mereka berlatih memainkan gamelan. Belajar menjadi yogo atau penabuh gamelan memang mudah mudah susah. Dibersamai oleh Pak Mukijan, maestro gamelan di Dusun Waru, beliau sangat cakap mengajari anak-anak. Dimulai dari memperkenalkan set gamelan yang berbeda dengan musik combo (gitar, piano, drum, dll), gamelan memiliki nada pentatonis. Dikenal dengan Slendro dan Pelog, nadanya tidak menggunakan Do Re Mi Fa Sol La Si, melainkan menggununakan 1 2 3 4 5.
Gamelan set terbuat dari logam. Bisa besi, perunggu, dan atau kuningan. Yang paling mencolok terlihat diantara set gamelan adalah yang paling besar, digantung, disebut
Gong. Didampingi beberapa jenis dengan bentuk sama, ukuran lebih kecil disebut
Kempul. Kemudian ada
Bonang, Penerus, Kenong, Barung, Saron, Slenthem, gambang. Tentu tak ketinggalan pengatur tempo, gendang. Pak Mukijan menjelaskan dengan pelan, sehingga sangat mudah bagi anak-anak untuk belajar gamelan.
Setelah semua mencoba bunyi masing masing gamelan, tanpa basa basi, pak Mukijan menunjukan di papan tulis sebuah lirik dan not angka 12345 untuk kemudian di mainkan. Susah susah mudah. Namun, berkat kesabaran pak Mukijan, anak-anak mampu untuk memainkannya. Diiringi suara nyanyian dari lirik
kuwi opo kuwi yang inti dari liriknya adalah pesan untuk tidak korupsi. Tiga kali dicoba, anak-anak langsung lancar. Pak Mukijan pun memberi apresiasi, bahwa anak-anak ini memiliki bakat luar biasa untuk memainkan gamelan.
Selesai memainkan gamelan, Pak Mukijan menyampaikan bahwa gamelan adalah media dakwah walisongo untuk menyebarkan islam di wilayah jawa. Sebagai media untuk mengumpulkan massa , kemudian menyampaikan tembang berisi tentang ajaran hidup yabg diambil dari nilai nilai islam. Maka gamelan menjadi sangat penting bagi sejarah panjang islam di Indonesia.
Satu hal lagi yang unik dari oembelajaran gamelan ini. Setiap alat, mempunyai nadanya masing -masing. Jika dipaksa berbunyi sesuai keinginannya masing masing, tanpa aturan bersama, yang terjadi adalah kekacauan. Maka perlu acuan bersama untuk menghasilkan bunyi yang harmonis. Sama seperti kehidupan, setiap orang punya egonya masing-masing. Maka perlu panduan bersama agar harmoni tercipta.
Semoga Alloh berkahi..
NR