Bintang Gelar Pameran Ke-3 Bertajuk JAMZ
Sabtu, 31 Agustus 2019 menjadi hari yang bersejarah bagi Bintang A. Tanatimur, pasalnya hari itu pameran tunggalnya yang ketiga digelar. Bertempat di Masterpiece Auction House Jakarta, Bintang membawakan 93 judul lukisannya yang dikerjakan sejak 2013 lalu. Turut hadir membuka pameran tersebut, Rachmat Budiman (Duta Besar/Inspektur Jenderal Kementrian Luar Negeri RI) dan hadir pula tokoh seniman ternama Agus Dermawan T. yang turut memberikan sambutan meriah atas suksesnya pemeran tersebut. Dalam sambutan yang dibawakan Rachmat Budiman, ”bahwa Pameran ini bertajuk JAMZ yaitu dimana pemusik jazz melakukan instrument music yang dadakan tanpa ada persiapan, yang akrab disebut jams session, dan tidak mungkin orang yang tidak bisa bermusik akan bisa melakukan jams session, sungguh dari ketidakteraturan dalam jams session tersebut menghasilkan nada yang sebenarnya beraturan dan menjadi indah” tuturnya.
Alasan tersendiri bagi Bintang menentukan tema tersebut adalah karena selama ini dalam melukis ia selalu menggunakan material- material yang sederhana seperti kertas undangan, snack, yang notabene adalah sampah rumah tangga kemudian dijadikan suatu hal yang lebih bernilai lewat goresan lukisannya di atas kanvas. Hal ini juga diapresiasi oleh Agus Dermawan T. kritikus seni, yang menyatakan Bintang tampak nyaman dengan berbagai bahan serta bebas mengambil tema. Suatu sikap penciptaan yang akhirnya memberi kita sebuah karya yang bisa dibaca secara kontekstual. Sejumlah kabar yang terjadi di sekitar kita sempat dilukiskan.
Saat ini Bintang duduk di kelas 8 di SMP IT ALam Nurul Islam, sebagai anak pada umumnya ia juga pernah mengalami masa kecil yang bahagia, bedanya ia sudah bisa menentukan masa depannya kelak mau menjadi apa, terbukti dari didikan sang ayah dan bunda bahwa sejak umur 4 tahun ia sudah difasilitasi untuk menjadi pelukis besar, bahkan dalam syairnya Mikke Susanto (ayahanda dari Bintang Tanatimur) mengatakan “Jika anakmu suka mencoret-coret maka berilah fasilitas, jika anakmu mulai suka menggambar maka berilah ia kertas gambar, dan ketika anak meminta pameran, maka mulailah untuk menteskan air mata”, dari syair tersebut bisa diambil kesimpulan bahwa orang tua Bintang benar-benar mendidik anak dengan sudut pandang yang berbeda, bahwa anak-anak punya dunianya sendiri maka fasilitasilah agar ia mempunyai ruang untuk berekspresi.
Pameran ini bukan tanpa alasan, Bintang punya maksud lain disamping memamerkan lukisannya tersebut, ternyata buntut dari pameran tersebut adalah bussines project yang diadakan di sekolah, dengan modal 100.000 harus bisa menghasilkan 1.500.000 rupiah. Dari sanalah Bintang berniat kreasi yang dihasilkan akan dijadikan business project untuk dirinya. YL