SALYO Menuju Pentas Internasional
Sebagai orang yang bekerja sebagai staf pengajar seni rupa yang juga menjadi kurator seni, saya selalu senang mendengar bila ada agenda pameran seni. Pameran seni telah menjadi media yang efektif untuk berbagai tujuan. Tujuan inilah yg akan membedakan setiap pameran yang diselenggarakan, meskipun media atau materi yang dipamerkan mungkin sama dengan pameran-pameran lainnya. Kali ini, pameran seni rupa diadakan bertujuan untuk menunjukkan prestasi siswa-siswa SMP Islam Terpadu “Nurul Islam”, sebagai bagian dari edukasi yang selama ini dilakukan.
Pameran yang mengetengahkan lukisan hasil edukasi tentu berbeda dengan lukisan yang dikerjakan di rumah. Perbedaaan pertama karena karya tersebut dikerjakan sebagai tugas sekolah. Hal ini perlu dimaknai bahwa karya-karya siswa sebagai bentuk pengajaran apresiasi seni yang bersifat umum. Sedangkan karya-karya yang dikerjakan di rumah, adalah merupakan hasil pengembangan minat yang bersifat khusus. Dalam perkembangan global, hampir semua negara maju menjadikan seni sebagai salah satu pelajaran utama, selain berhitung, membaca dan menulis. Bahkan sejumlah negara di Eropa & Amerika memberi pelajaran sejarah seni sebagai salah satu pengetahuan umum di sekolahnya. Tak heran bila mereka sejak kecil sudah kenal nama Leonardo da Vinci, Rembrandt, Picasso, atau Andy Warhol.
Oleh karena itu, saya berharap pengetahuan seni bukan sekadar media edukasi semata, tetapi juga dapat meningkatkan kemampuan para siswa untuk memasuki pergaulan internasional. Jika siswa-siswa “SALYO” atau yang setara lainnya mampu menjadikan seni sebagai bagian dari hidupnya, tentu akan mudah pula menjadi pribadi-pribadi yang ulung dan berpengetahuan yang luas. Untuk itu, pameran ini saya apresiasi sebagai sebuah upaya dalam mengentaskan kemiskinan apresiasi seni bagi generasi muda. Selamat berpameran, semoga siswa-siswa Salyo mampu menjadi pribadi yang membawa nama harum Indonesia pentas internasional.
Yogyakarta, 11 Desember 2018
Mikke Susanto
Kurator Seni
